Tuesday, December 22, 2015

TRADISI SEDEKAH LAUT DALAM PELESTARIAN NILAI RELIGIUS MASYARAKAT



Latar Belakang Masalah
       Salah satu tradisi yang masih dipertahankan dan tetap diyakini mempunyai fungsi ritual dalam masyarakat Jawa adalah upacara sedekah laut di Asemdoyong Kabupaten Pemalang. Masyarakat desa Asemdoyong masih percaya bahwa nenek moyang mereka juga berperan dengan kemakmuran serta ketentraman warga masyarakat Asemdoyong yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai nelayan karena secara geografis letak wilayah desa Asemdoyong di pesisir laut Utara Pulau Jawa.
       Tradisi sedekah laut sebelumnya sering disebut sebagai nyadran laut yaitu membuang atau melarung sesaji ke tengah laut.Tradisi nyadran laut dilakukan rutin setiap tahun pada bulan Sura atau bulan pertama perhitungan Jawa. Kemajemukan masyarakat yang semakin beragam turut andil dalam proses perkembangan tradisi budaya. Keyakinan beberapa masyarakat akan mitos sedikit demi sedikit mulai bergeser ke arah pemikiran realitas (Sri Widati, 2011:143).
       Masyarakat masih memegang teguh kepercayaan tentang mitos sedekah laut dengan keyakinan bahwa mitos dapat mempunyai peranan yang fundamental bagi kehidupan masyarakat. Sebagian masyarakat Asemdoyong yang lain memaknai sedekah laut dengan pemikiran yang lebih fungsional dalam realitas kehidupan di bidang ekonomi, sosial, bahkan agama (religius).
      Masyarakat mulai menyadari bahwa tradisi sedekah laut mempunyai fungsi yang lebih luas lagi diluar konteks mitologi dan ritus sehingga keberadaan sedekah laut tampak dinamis dan tidak statis. Sebagai bagian dari budaya masyarakat, maka tradisi sedekah laut mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat Asemdoyong. Pola pikir masyarakat yang semakin berkembang, sumber daya alam, dan perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat dapat menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perkembangan dan perubahan bentuk maupun fungsi tradisi sedekah laut.
        Sedekah laut merupakan bagian ritual yang masih tertinggal hingga kini dalam lingkup keberlangsungan hidup nelayan. Ritual sedekah laut sangat kental terasa di wilayah Jawa khususnya Pantai Selatan Jawa. Ritual sedekah laut dikenal pada masyarakat awam Jawa dengan definisi pemberian macam-macam sesaji kepada yang mbau rekso atau yang menguasai laut selatan yang dikenal dengan sebutan kanjeng ratu kidul, sebagai bentuk rasa syukur (berterima kasih) atas rejeki laut dan keselamatan yang telah diterima saat melaut (Dede Yusuf, 2011:4).
Tradisi Sedekah laut, Nadran, Larung Sesaji atau Sadranan memiliki landasan filosofi yang berakar dari keyakinan keagamaan dan nilai-nilai budaya lokal yang dianut oleh masyarakat setempat, walau dibalik keberlangsungan sejarah ritual sedekah laut terdapat sedikit polemik tentang bagaimana  ritual tersebut terbentuk di masyarakat.
Ritual sedekah laut tidak serta-merta muncul mentah hasil warisan budaya jaman dahulu, namun peran serta sejarah terutama “akulturasi agama” yang ada didalamnya turut memberikan torehan nilai-nilai budaya. Animisme-dinamisme yang menjadi akar awal adanya ritual ini, lalu tata cara dan tahapan yang mendapat sentuhan Hindu-Budha, serta nuansa islam yang ada pada isi haturan setiap bait kata syukur dalam prosesi tersebut.   
Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam ritual sedekah laut baik di desa Asemdoyong Pemalang termuat dibalik rangkaian upacara tersebut. Nilai-nilai filosofi yang menarik untuk dipelajari antara lain nilai solidaritas, etis, estetis, kultural dan religius yang terungkap dalam ekspresi simbolis dari upacara-upacara yang disajikan melalui doa-doa dan ritus-ritus lainnya, terlepas darimana dan bagaimana kebudayaan itu terbentuk atau tercipta (Dede Yusuf, 2011:8).     
        
                                                                                                                                   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.       Bagaimanakah nilai  religius masyarakat desa wilayah Pemalang?
b.      Bagaimanakah perspektif  masyarakat terhadap tradisi  Sedekah Laut ?
c.       Apakah tradisi  sedekah laut  dapat melestarikan nilai  religius masyarakat wilayah Asemdoyong Pemalang?