Friday, July 29, 2016

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri


ABSTRAK
Kata Kunci: Efektifitas, bimbingan kelompok, teknik role playing, dan kemampuan penyesuaian diri.

 
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya peserta didik yang memiliki masalah tentang penyesuaian diri yaitu merasa kurang mampu menyesuaikan diri karena belum dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing pada peserta didik, 2) kemampuan penyesuaian diri sebelum dan setelah layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing pada peserta didik, dan 3) efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada peserta didik kelas X Akuntansi SMK N 1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini bersifat populasi sebesar 15 peserta didik. Data dikumpulkan menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas digunakan rumus korelasi product moment, sedangkan uji reliabilitas digunakan rumus rumus belah dua dari Spearman Brown, kemudian dianalisis dengan deskriptif prosentase dan statistik post-test and pre-test one group.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing pada peserta didik dalam kategori tinggi, terlihat dari frekuensi tertinggi skor angket pada interval 81-86 sebanyak 6 peserta didik (40,00%) dalam kategori tinggi. 2) Kemampuan penyesuaian diri di lingkungan sekolah pre-test mayoritas kategori sangat rendah, terlihat dari frekuensi tertinggi skor angket pada interval 70-74 (33,33%). Sedangkan kemampuan penyesuaian diri di lingkungan sekolah pre-test mayoritas kategori tinggi, terlihat dari frekuensi tertinggi skor angket pada interval 85-89 (40,00%). 3) Layanan bimbingan dan konseling dengan teknik role playing efektif untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di lingkungan sekolah pada peserta didik kelas X Akuntansi SMK N 1 Sragi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2015/2016. Terlihat dari hasil perhitungan, diperoleh thitung = 3,155 lebih besar dari ttabel = 2,145.
Saran yang dapat disampaikan diharapkan sekolah selalu mengevaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dan memasukan teknik role playing di sekolah dan diharapkan guru pembimbing dapat mempertahankan pelaksanaan layanan tersebut untuk menangani masalah peserta didik, khususnya perilaku tidak dapat menyesuaikan diri.

Sumber :


FATONAH, SITI. 2016. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah pada Peserta Didik Kelas X Akuntansi SMK N 1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2015/2016”. Skripsi. Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal. 
Pembimbing I: Drs. Sukoco, K.W., M.Pd. 
Pembimbing II: Dr. Maufur, M.Pd.


Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving untuk Mengurangi Perilaku Agresif Secara Verbal pada Peserta Didik


Kata Kunci:  Efektifitas, bimbingan kelompok, teknik problem solving, perilaku agresif secara verbal.


Penelitian ini dilatarbelakangi terdapat peserta didik yang berperilaku agresif secara verbal di lingkungan sekolah. Mereka mempunyai perilaku agresif secara verbal karena mereka ingin diperhatikan teman-teman dan menjadi ketua genk di masing-masing kelas, dan setiap kelas biasanya membentuk genk masing-masing.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving pada peserta didik, 2) perilaku agresif secara verbal sebelum dan setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving pada peserta didik, dan 3) efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving untuk mengurangi perilaku agresif secara verbal pada peserta didik kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan populasi sebesar 15 peserta didik. Data dikumpulkan menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sedangkan uji reliabilitas digunakan rumus rumus belah dua dari Spearman Brown, kemudian dianalisis dengan deskriptif prosentase dan statistik Uji-t (post-test and pre-test one group).
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving pada peserta didik secara umum dalam kategori tinggi (40,00%) pada interval skor 90-92. 2) Perilaku agresif secara verbal sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving mayoritas dalam kategori sedang (60,00%) pada interval skor 68-74. Sedangkan perilaku agresif secara verbal setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving mayoritas dalam kategori sangat rendah (49,67%) pada interval skor 82-88. 3) Layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving efektif mengurangi perilaku agresif secara verbal pada peserta didik kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2015/2016, terlihat dari hasil analisis statistik Uji-t diperoleh thitung = 2,820 lebih besar dari ttabel = 2,145.
Saran yang dapat disampaikan diharapkan sekolah selalu mengevaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dan memasukan teknik problem solving dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah dan diharapkan guru pembimbing dapat mempertahankan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving untuk menangani masalah peserta didik, khususnya dalam hal ini perilaku agresif secara verbal.

Sumber :
AGUSTINA, LIA PRADITA. 1111500203. 2016. “Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving untuk Mengurangi Perilaku Agresif Secara Verbal pada Peserta Didik Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2015/2016”. Skripsi. Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal. 
Pembimbing I: Dr. Suriswo, M.Pd. 
Pembimbing II: Dr. Maufur, M.Pd.

Bimbingan Pribadi Sosial dalam Upaya Meningkatkan Relasi Pertemanan Peserta Didik Introvert


                                                                          ABSTRAK
Kata Kunci: 
Pengaruh, bimbingan pribadi, relasi pertemanan peserta didik introvert.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya peserta didik yang pendiam, tertutup, mengambil jarak kecuali pada teman dekat, mudah tersinggung. Pertemanan antar peserta didik di lingkungan sekolah timbul karena adanya rasa saling suka yang didasarkan pada efek positif. Memiliki teman adalah positif sebab teman dapat mendorong rasa percaya diri dan menolong dalam mengatasi stress, tetapi teman juga bisa memiliki efek negatif jika mereka tidak suportif atau tidak stabil
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) pelaksanaan bimbingan pribadi sosial pada peserta didik, 2) relasi pertemanan peserta didik yang introvet sebelum dan sesudah bimbingan pribadi sosial, dan 3) ada tidaknya pengaruh yang signifikan bimbingan pribadi sosial dalam upaya meningkatkan relasi pertemanan peserta didik yang introvet.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi yaitu sebanyak 24 peserta didik. Data dikumpulkan menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi, Uji validitas digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sedangkan uji reliabilitas digunakan rumus rumus belah dua dari Spearman Brown, kemudian dianalisis dengan deskriptif prosentase dan statistik post-test and pre-test one group.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) pelaksanaan bimbingan pribadi sosial pada pada peserta didik mayoritas dalam kategori sedang (41,67%), peserta didik menyukai layanan bimbingan pribadi sosial namun masih terkesan malu dalam menyampaikan permasalahan dirinya. 2) Relasi pertemanan peserta didik yang introvert sebelum pelaksanaan bimbingan pribadi sosial mayoritas dalam kategori sangat rendah (33,33%), peserta didik berkepribadian introvert ditandai tidak mempunyai relasi pertemanan karena cenderung menyendiri dan menjaga jarak dengan temannya. Sedangkan relasi pertemanan peserta didik yang introvert setelah pelaksanaan bimbingan pribadi sosial mayoritas dalam kategori sedang (37,50%), peserta didik dapat mengurangi kepribadian introvet dan sudah dapat meningkatkan relasi pertemanannya, namun sesekali masih sering merasa curiga dengan temannya. 3) Ada pengaruh yang signifikan bimbingan pribadi sosial dalam upaya meningkatkan relasi pertemanan peserta didik yang introvet. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan analisis, diperoleh thitung = 5,842. Maka thitung lebih besar dari ttabel  (5,842 > 2,069).

 
Sumber :
              SETIYOWATI, ETY. 2015. “Pengaruh Bimbingan Pribadi Sosial dalam Upaya Meningkatkan Relasi Pertemanan Peserta Didik yang Introvert Kelas X SMK PGRI 1 Taman Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016”. Skripsi. Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal. Pembimbing I: Dr. Maufur, M.Pd, Pembimbing II: Dr. Suriswo, M.Pd.

Thursday, July 14, 2016

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Mengajar



  a.  Faktor Intern
1.   Faktor Jasmaniah
Keadaan fisik seseorang berpengaruh besar terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Seseorang yang mengalami kelainan fisik akan terganggu dalam menerima materi pelajaran. Kesehatan fisik meliputi, kesehatan kelima panca indera dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
2.   Faktor Psikologis
Faktor psiskis yanga dimaksud adalah faktor yang berhubungan proses belajar mengajar. Faktor psikologis di sini juga termasuk perspektif siswa terhadap guru yang mengampu mata pelajaran. Apabila sejak awal, siswa sudah merasa tidak nyaman diajar oleh salah seorang guru maka akanberdampak pada. Seorang guru hendaknya senantiasa bersikap yang menarik agar siswa merasa dekat dan nyaman dalam  melakukan pembelajaran.
3.   Faktor Kelelahan
         Kondisi fisik yang dalam keadaan tidak sehat apabila dipaksakan untuk mengikuti pelajaran maka hasil yang dicapaitidak akan optimal. Proses belajar tidak boleh dipaksakan apabila melihat ada kondisi siswa yang tidak dalam keadaan sehat maka dianjurkan untuk tidak mengikuti pelajaran. Faktor kelelahan juga termasuk kelelahan psikis, seseorang yang dalam keadaan banyak masalah sedangkan masalah itu belum ditemukan jalan keluarnya maka seseorang itu tidak akan bisa berkonsentrasi secara penuh dalam belajar, pelajaran yang diterimannya tidak dapat masuk dan tidak dapat dipahami oleh siswa yang bersangkutan.
b.  Faktor Ekstern
1.   Faktor Keluarga
     Faktor keluarga memegang peranan yang penting dalam keberhasilan suatu proses belajar mengajar, adapun peranan keluarga yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar diantaranya adalah sebagai berikut:
a)  Cara Mendidik
          Pendidikan yang pertama kali diterima anak adalah pendidikan yang diterima dalam lingkungan keluarganya. Apabila di dalam suatu keluarga sejak anak masih kecil sudah ditanamkan tentang kedisiplinan terutama kedisiplinan dalam belajar maka pada perkembangan berikutnya akan membawa dampak positip bagi anak yang dapat berupa keberhasilan dalam bidang akademik
b)  Pengertian Orang Tua
Pengertian orang tua yang dimaksud adalah kesadaran yang dimiliki oleh orang tua untuk menyediakan sarana-sarana penunjang belajar yang dapat berupa dengan membelikan buku-buku pelajaran.
c)  Suasana Rumah
Suasana rumah yang tenang jauh dari keramaian akan berdampak positip pada kenyamanan anak dalam belajar. Di harapkan dengan kondisi rumah yang tenang proses belajar anak akan lebih optimal dan materi yang sedang dipelajari akan bisa dipahami dengan baik.
d)  Keadaan Ekonomi
Faktor ekonomi keluarga sangat penting dalam menentukan kelancaran belajar seseorang. Seseorang yang dalam kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan maka dalam pendidikan anak-anaknya akan mengalami banyak kendala terutama dalam segi pembiayaan dan pembelian buku-buku pelajaran. Waktu yang tersedia untuk belajar biasanya akan dipergunakan untuk membantu orang tuanya dalam mencari nafkah.
2.   Faktor Sekolah
a)  Hubungan Guru Dengan Siswa
Hubungan guru yang terlalu dekat dengan siswa adalah tidak baik, karena ada kecenderungan siswa akan menyepelekan pelajaran. Siswa menganggap gurunnya adalah teman dekatnya dan tidak ada perbedaan. Namun hubungan yang terlalu jauh antara siswa dengan gurunya juga tidak baik, dikawatirkan ada keengganan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Seorang guru harus bisa menjalin kedekatan dengan siswa dalam proses belajar mengajar tanpa harus kehilangan kedudukannya sebagai guru yang harus dihormati oleh siswa. Penguasaan materi yang mumpuni akan membantu guru terutama dalam hubungannya dengan sikap menghormati oleh siswa.
b)  Metode Mengajar
Metode mengajar yang monoton akan membosankan bagi siswa. Seorang guru hendaknya tidak menggunakan satu metode pembelajaran saja, banyak metode yang tersedia yang dapat digunakan oleh guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.
c)  Media Mengajar
Media mengajar merupakan alat Bantu untuk mempermudah penerimaan siswa terhadap materi pelajaran yang sedang diajarkannya. Penyampaian materi dengan menggunakan media akan lebih menarik sehingga siswa akan menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkannya. Dalam melakukan pembelajaran kewarganegaraan biasannya media yang digunakan adalah media OHP, peta, filem, dan gambar
d)  Kurikulum
Kurikulum merupakan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu, adapun kurikulum yang tidak baik adalah kurikulum yang terlalu padat dan diatas kemampuan siswa serta tidak sesuai dengan bakat siswa dan perhatian siswa hal tersebut beban siswa semakin berat. Apalagi kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
3.   Faktor masyarakat
           Masyarakat mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Di dalam masyarakat anak bergaul dengan banyak orang. Dalam pergaulannya seorang anak akan mencontoh apa yang diperlihatkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Seorang anak yang dilahirkan dalam lingkungan masyarakatnya gemar membaca maka lambat laun si anak akan terbawa kebiasaan lingkungannya yang gemar membaca.

Ali Muhamad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Bandung.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.