BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan lazim dipahami sebagai
usaha sadar untuk mencerdaskan seluruh rakyat, merupakan tanggung jawab bersama
antara guru, orang tua, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan bukanlah hal
mudah dan sederhana untuk dibahas, karena selain sifatnya yang kompleks,
dinamis dan kontekstual, pendidikan adalah sebuah wacana yang melibatkan
pembentukan aspek kognitif, keterampilan bahkan pembentukan diri seseorang
secara keseluruhan.
Dalam pendidikan, guru merupakan kunci dan
sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan. Guru berada pada
titik sentral untuk mengatur, mengarahkan, dan menciptakan sarana kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Tiga tujuan
pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif merupakan kemampuan
yang selalu dituntut kepada anak didik
untuk dikuasai karena penguasaan
kemampuan pada tingkat ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai,
sebagai jembatan untuk sampai pada
penguasan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi
adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi dalam bentuk
kesan-kesan yang tersimpan di alam bawah sadar ke alam sadar yang diperoleh
sebelumnya. Entah informasi yang diterima itu disimpan beberapa saat saja,
untuk beberapa waktu, atau jangka waktu yang tidak terbatas.
Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara
mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka
persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Dalam hal ini
persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian
obyektif dengan bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena
adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat
komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta
diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi.
Dalam hal ini,
persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus
dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara
yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat
cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri.
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) atau Civic Education adalah program
pembelajaran yang secara programatik-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing)
dan membudyakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering)
manusia/anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik
sebagaimana tuntutan keharusan/ yuridis konstitusional bangsa/negara yang
bersangkutan.